1. Ibu vegetarian mengkonsumsi lebih banyak sayur dan buah
yang kaya akan magnesium. Suatu penelitian dengan disain studi prospektif
membandingkan kadar magnesium ibu hamil yang menjadi vegetarian lebih dari 3
tahun dengan ibu hamil dengan diet pada umumnya, hasilnya,
ibu vegetarian mengkonsumsi zat magnesium lebih tinggi signifikan
dibanding kontrol kadar magnesium yang dibuang ( diekskresi ) melalui urin,
paling tinggi pada ibu vegetarian yang hanya makan telur dan susu sebagai
sumber hewani dibandingkan dengan diet rendah daging, apalagi dengan kelompok kontrol, sedangkan
kadar magnesium darah sedikit lebih tinggi pada diet rendah daging dibanding
kontrol.
2.Tingginya konsumsi
magnesium pada ibu vegetarian membuat status magnesium mereka saat hamil lebih
baik dan resiko kram betis pada trisemester ketiga menjadi berkurang
dibandingkan kontrol diet yang kaya tumbuhan selama hamil untuk menambah
magnesium.
2. Pada ibu vegetarian cenderung lebih berisiko kekurangan
asupan nutrisi seperti asam amino tertentu, B12, kalsium, zat besi, , yodium, asam lemak omega 3 dan energi yang memang
sebagian besar didapat dari sumber hewani. Suatu survei dengan menela'ah
berbagai sumber literatur dilakukan sekelompok peneliti dari rusia membuktikan
kekurangan zat zat nutrisi tersebut berhubungan dengan kelainan pada
perkembangan janin dan kehamilan yang bermasalah. Misalnya, ibu hamil dapat mengalami kekurangan
protein, bengkak, keguguran, mengalami masalah persalinan, dan melahirkan bayi dengan berat badan rendah
anemia, atau mengalami retardasi mental.
Untuk itu bagi ibu yang menjalani vegetarian, terutama vegetarian murni, pastikan mengkonsumsi suplemen yang dapat
memenuhi berbagai nutrisi tersebut
3.Ibu vegetarian murni mungkin lebih memilih sayuran mentah, beberapa peneliti mencoba menghubungkan antara
diet sayuran mentah para vegetarian dengan kondisi kesehatannya. Penelitian
dengan desain tertentu dengan 18 sukarelawan yang berdiet sayuran mentah selama
tiga-lima tahun dibandingkan dibandingkan dengan mereka yang makan secara
normal. Kemudian, peneliti membandingkan
komposisi tubuh, kandungan mineral dan
densitas tulang, dan menemukan bahwa
kelompok vegetarian tersebut memiliki densitas tulang lebih rendah dibanding
kontrol. Penelitian ini menyimpulkan bahwa vegetarian sayuran mentah
berhubungan dengan massa tulang yang rendah namun tidak ditemukan pergantian
tulang yang lebih meningkat atau kandungan vitamin d yang terganggu .
4. Hati hati, begitu
banyaknya literatur membahas tentang kekurangan vitamin B12 bagi para ibu
vegetarian. Mengapa B12 begitu penting ? Karena B12 berhubungan dengan gangguan
saraf tulang belakang dan cacat pada janin,
juga diduga ikut meningkatkan resiko kehamilan. Di negara india, mayoritas penduduk berdiet vegetarian dan
mereka beresiko mengalami kekurangan vitamin B12. Dengan kondisi tersebut, penting untuk menambah suplemen B12 pada
populasi penduduk untuk melindungi dari cacat janin. Yang lebih penting lagi
menurut peneliti, tak hanya B12 yang
perlu disuplementasi, tetapi juga zat
nutrisi lain seperti sholat dan homosistein. Pemberian kedua zat ini akan
memberi efek menguntungkan bagi vegetarian.,
dalam tubuh, vitamin B12
diperlukan untuk membuat enzim metionin sintase yang bertugas mengubah
homosistein menjadi metionin, asam amino
esensial yang diperlukan tubuh, dan
folat untuk memperbaiki fungsi enzim tersebut. Vegetarian yang kekurangan
vitamin B12 akan kesulitan membuang enzim ini dan produksi metionin juga akan
berkurang sehingga mempengaruhi perkembangan janin dan kehamilan sang ibu.
5. Yodium telah terbukti berhubungan dengan kecerdasan sang
buah hati. Kekurangan yodium tak hanya menyebabkan penyakit gondok, tetapi juga keguguran, anak yang kerdil, hingga gangguan kecerdasan. Ibu hamil, terutama vegetarian, ditakutkan mengalami kekurangan yodium. Namun
peneliti dari universitas kedokteran yalle,
amerika serikat menyatakan mereka yang berdiet vegetarian ketat alias
vegan ternyata tidak mengalaminya. Justru,
para vegan yang menyumbang kurang dari nol, satu persen populasi amerika mungkin
mengalami kelebihan yodium. Pasalnya,
kebanyakan mereka berasal dari latar belakang pendidikan tinggi dan gaya
hidup yang lebih sehat dan mereka amat berhati hati dengan kecukupan asupan
nutrisinya Jadi, para vegan ini resiko
kekurangan yodium.
Beruntung bagi mereka yang memahami pentingnya yodium dan
yakin asupan yodium nya cukup. Seorang peneliti oma melaporkan sebuah kasus
bayi berusia 10 hari yang mengalami penyakit gondok. Ternyata sama ibunya pun
menderita hal yang sama ketika ibu adalah seorang vegan dengan asupan yodium
yang sangat rendah. Setelah 2 minggu diterapi,
kondisi hormon tiroid bayi kembali normal dan gondok menghilang setelah
usianya 2 bulan. Tetap perhatikan asupan yodium anda. Vegetarian atau pun
tidak, jangan sampai anda kekurangan
yodium hingga mengorbankan si buah hati.
Sumber: ummi edisi 2005
0 komentar:
Posting Komentar