Berbagi tulisan bermanfaat yang pernah ku baca

Toilet Training Pada Anak

Toilet Training Pada Anak


Peralihan dari penggunaan popok ke toilet merupakan tahap
penting dalam perkembangan seorang anak. Jika orang tua bersabar dan
tidak bersikap menekan ketika anak mereka belajar menggunakan toilet,
maka keluarga akan bisa melewati tahap ini dengan mudah. Nam'un'jika
mereka memaksa belajar menggunakan toilet,'tahap i'ni`akan`kbisa
menimbulkan kemarahan dan ketidakbahagiaan.
Seringkali orang tua berinisiatif mengajari anak mereka
menggunakan_toilet lebih awal karena mereka merasa tertekan. Taman
kanak-kanak dan tempat pengasuhan anak menginginkan agar anak
diajari menggunakan toilet, dan kadangjteman dan kerabat banyak yang
melontarkan kritik: “Dulu kami diajari menggunakan toilet pada usia
dua tahun! Namun anakmu belum bisa menggunakan toilet sampai
sekarang, ada apa dengan anakmu?" ”Kamu harus mulai mengajarinya
cara menggunakan toilet.” Seringkali ada persaingan di antara para orang
tua tentang anak siapa yang paling cepat menggunakan toilet, seolah-
olah melatih anak menggunakan toilet merupakan balapan. Banyak orang
yang salah menduga bahwa semakin cepat seorang anak berkembang
(dan semakin cepat dia diajari menggunakan toilet), maka semakin cerdas
dan baik dia.

Terlepas dari melatih anak menggunakan toilet karena tekanan,
banyak orang tua melatih anaknya menggunakan toilet karena mereka
tidak percaya bahwa anaknya kelak akan bisa melakukannya sendiri.
Meskipun mereka telah melihat anak mereka belajar merangkak dan
berjalan, namun mereka sulit untuk mempercayai bahwa anak mereka
juga akan bisa menggunakan toilet ketika tiba saatnya.

Anak-anak dapat melatih diri mereka sendiri dalam menggunakan
toilet, namun usia di mana mereka bisa melakukannya, berbeda-beda
dalam masalah ini, sebagaimana dalam setiap tahap perkembangan,
beberapa anak bisa melakukannya lebih awal daripada yang lainnya.
Antara umur dua dan tiga tahun, kebanyakan anak sudah memiliki
, kemampuan untuk mengontrol kandung kemih dan perut sehingga bisa
menggunakan toilet sendiri, meskipun sebagian yang lain masih belum
bisa menggunakan toilet sampai mereka berusia tiga setengah tahun.
Faktor-faktor emosional seperti lahirnya adik baru, atau karena pindah
rumah, atau ibunya kembali bekerja dapat memperlambat kemampuan
anak menggunakan toilet.

Seringkali, anak-anak menunjukkan ketertarikan menggunakan
toilet pada usia delapan belas bulan, namun para orang tua tidak boleh
menggunakan ukuran ini sebagai standar tentang ketertarikan anak
menggunakan toilet. Pada usia ini, tubuh anak tidak cukup matang dan
penggunaan toilet yang bagaimanapun harus selalu dalam pengawasan
orang tuanya. Demikian juga, dia mungkin hanya suka mengalirkan air
ke dalam toilet, menyobek-nyobek tisu toilet atau hanya menirukan apa
yang dilakukan oleh anggota keluarga yang lain. Beberapa anak yang
usianya masih di bawah dua tahun takut dengan toilet. Ketakutan mereka
dikarenakan mereka takut jatuh ke dalam toilet atau terseret siraman air
masuk ke dalam dan hilang. Menyediakan sebuah tempat duduk kecil
akan bisa mengurangi ketakutan, namun banyak anak yang tidak mau
menggunakannya, karena dia ingin menggunakan toilet sebagaimana
anggota keluarga yang lain.

Jika orang tua mulai melatih anak menggunakan toilet sebelum
anak mereka siap melakukannya, maka seluruh keluarga akan direpotkan
karena orang tua akan menghabiskan banyak tenaga mengantarkannya
ke toilet setiap dua puluh menit, dengan terus menerus memuji dan
memarahinya, menumpuk cucian, dan menerapkan sistem hadiah dengan
menggunakan manisan untuk memotivasi anak mereka. Sulit bagi orang
tua menangani resistensi anak yang berusia dua tahun yang bereaksi
negatif terhadap saran dan tekanan orang tuanya. Pada tahap itu, seorang
anak berusaha menjadi mandiri dan ingin menonjolkan dirinya dan
bertanggung jawab dengan semua sendi kehidupannya: “Saya bisa
melakukannya sendirii” tentunya ada beberapa anak yang mudah diajari
oleh orang tuanya, dan yang lainnya cepat belajar menggunakan toilet
karena mereka takut kehilangan kasih sayang dan penerimaan ayahnya.
Namun kebanyakan tidak berhasil j ika orang tuanya melatihnya terlalu
cepat.

Seringkali, semua usaha mengalami kegagalan, dan anak menjadi
tidak mau menggunakan toilet lagi. Hal ini bisa berkembang karena dia
terlalu dipuji menggunakan toilet. Ketika dia mengetahui betapa
pentingnya masalah tersebut bagi orang tuanya dan alangkah bahagianya
merekajika dia mau pergi ke kamar mandi, maka dia akan menyadari
betapa dia tidak membahagiakan mereka ketika dia tidak pergi ke toilet.
Hal ini bisa menjadi senjatanya dalam menghadapi tekanan orang tuanya.

Usaha melatih menggunakan toilet juga dapat mengalami
kegagalan karena dia terlalu ditekan agar bersikap seperti orang dewasa.
Kadang dia merasa cemas karena takut mengecewakan orang tuanya,
sehingga dia mau lagi mencoba menggunakan toilet karena takut gagal.
Akhirnya, seorang ahak yang tidak suka didorong dan dikontrol mungkin
akan menonjolkan kekuatannya sendiri dengan cara menolak nasehat
orang tuanya. Jangankan menggunakan toilet, dia akan kencing atau
buang air besar ketika dia beranjak dari toilet, sehingga mengotori
celananya atau lantai. J ika orang tua merasa bahwa mereka harus
berinisitatif melatih menggunakan toilet, maka mereka harus
menahannya sampai dia berusia tiga tahun dan memastikan bahwa
melatih dia menggunakan toilet tidak akan mengganggu perkembangan
lainnya.

Pendekatan yang paling baik adalah menunggu sampai dia bisa
melakukannyalsendiri. Anak-anak memiliki dorongan dalam dirinya
untuk tumbuh dan berkembang, memiliki keinginan yang kuat untuk
meniru dan menyenangkan orang tua mereka, dan juga memiliki
ketguhan untuk melakukan segala sesuatu sedirian. Semua dorongan
ini akan datang bersama-sama jika dia tidak ditekan untuk menggunakan
toilet sebelum dia 'siap secara fisik dan emosional. Namun hal itu
membutuhkan kesabaran dan kepercayaan diri dalam diri .anak Anda
untuk menunggu. Namun kadang dia akan menunjukkan kepada Anda
bahwa dia ingin menggunakan toilet. Oleh karena itu, tawarkanlah
bantuan dan dukungan: “Bolehkah saya menghidupkan lampu itu?”
Bolehkah saya membantu mengenakan/melepas celanamu?” Anda bisa
memberinya. sedikit komentar tentang apayang di lakukannya. atau Anda
mungkin ingin merefleksikan kembali kesenangan dan kebanggaannya.

Suatu ketika dia berinisiatif menggunakan toilet, maka dia tidak
perlu memakai popok lagi. Namun demikian, meskipun berusia lebih
dari empat tahun, dia mungkin akan ngompol pup di celananya
dikarenakan stress atau karena dia lupa pergi ke kamar mandi tepat waktu
karena dia sibuk bermain. Selama Anda tidak memujinya berlebihan
dan mencemooh dia karena penggunaan toilet dan kecelakaan yang
dialami. sebelumnya, maka dia tidak akan terlalu takut dan terbebani
jika dia mengompol.

Perilaku Anda terhadap penggunaan toilet menentukan sebagian
besaupada suksesnya tahap perkembangan anak Anda ini. Jika Anda
selalu cemas dengan perdebatan terhadap anak Anda, maka Anda
mungkin akan benar-benar mengalaminya. Namun jika Anda rileks dan
membiarkan anak berkembang sesuai dengan kemampuannya, maka

Anda dan dia bisa melewati waktu-waktu Anda dengan indah.




0 komentar:

Posting Komentar

Toilet Training Pada Anak