salah satu indikator bahwa kehidupan sebuah
keluarga berlangsung dalam atmosfer yang sehat adalah keterbukaan antara
anggota keluarga. Setiap masalah di sampaikan secara terus terang, tidak ada
yang ditutup tutupi serta disembunyikan. Bila ada persoalan persoalan, maka hal
tersebut adalah persoalan bersama sehingga setiap orang bertanggung jawab untuk
ikut membantu sesuai dengan kapasitasnya. Saling mengingatkan antara anggota
keluarga juga merupakan kebiasaan yang positif. Karena pada dasarnya manusia
itu mudah sekali lupa dan gampang sekali berbuat khilaf sehingga bila ada
seseorang yang mengingatkan kita sudah selayaknya kita bersyukur. Selain kita terhindar
untuk tidak berbuat buruk lebih jauh, juga sekaligus menunjukkan perhatian
orang tersebut terhadap diri kita dalam hal ini mengingatkan orang tua
merupakan perbuatan yang baik, sekaligus merupakan bukti rasa sayang kita
kepada orang tua. Namun tentu saja beberapa hal teknis di bawah ini perlu
diperhatikan.
Yang pertama, kenali karakter orang tua.
Setiap orang memiliki karakter yang berbeda
beda. Ada yang spontan dan terbuka, ada yang sensitif, kurang peduli atau
sangat memperhatikan harga diri dan lain
lain. Sebagai anaknya, kita harus lebih mengenal apa tipe orang tua kita, apa
karakternya. Orang yang spontan dan terbuka, mungkin lebih mudah bagi kita
mengingatkan dengan cara berbicara langsung. Namun bila kebetulan sensitif dan
mudah tersinggung, perlu diperhatikan bahasa yang digunakan.
Kedua pilihlah kata kata yang tepat.
Bila ingin agar sebuah pesan tersampaikan
secara jelas, maka pilihlah kata yang sangat baik, karena pemilihan kata sangat
penting untuk diperhatikan. Ketika berbicara, berbicaralah dengan orang tua
dengan cara yang berbeda dengan berbicara pada anak remaja. Mungkin harus kita
dahului dengan berbasa basi sebelum kemudian masuk pada pokok permasalahan
sesungguhnya. Dalam komunikasi seringkali kita tidak berhasil menyampaikan
pesan yang diinginkan kepada orang lain karena kemasan bahasanya kurang sesuai.
Padahal inti dari komunikasi adalah pesan yang diterima oleh reciever. Jadi betapa pun kita bermaksud
baik namun jika salah dalam memilih kata kata, sangat mungkin orang tua akan
merasa tersinggung dan seakan akan digurui.
Ketiga, perhatikan moment atau timing dan
suasana hati.
Jika kita tahu hal yang akan disampaikan
merupakan sesuatu yang kritis, tentu saja perlu dipilih suasana yang tepat
jangan sampai misalnya orang tua lelah setelah bekerja kita kemudian menegur
kenapa tidak segera sholat, atau pada saat ia sedang uring uringan.
Keempat, kredibilitas penyampai pesan.
Hal yang sering kali kita lupa adalah orang
akan memperhatikan apa yang kita sampaikan bila ia memandang penyampai pesan
sebagai orang yang memiliki kredibilitas artinya seringkali kita harus mulai
mencontohkan hal yang baik terlebih dahulu justru pada diri kita sendiri
apalagi contoh kepada keluarga dimana kita berinteraksi bersamanya hampir 24
jam sehari. Hal hal diatas tentu tidak hanya berlaku untuk nasehat yang
diberikan kepada orang tua tapi juga kepada orang lain, seperti suami dan
anggota keluarga lainnya
Sumber majalah ummi edisi juli 2005
0 komentar:
Posting Komentar