Berbagi tulisan bermanfaat yang pernah ku baca

Tips Jitu menghadapi dan Memahami 'Si Bungsu ' Buah Hati Anda

Tips Jitu menghadapi dan Memahami 'Si Bungsu ' Buah Hati Anda


Umumnya, bila kehidupan berjalan normal, anak bungsu berkembang tanpa banyak kesulitan. Ia banyak yang menolong. Hal ini mempengaruhi perkembangan kepribadiannya pada masa yang akan datang. Terlebih lagi jika orang tua secara tidak sadar biasanya memperlakukan anak bungsu sebagai ’anak kecil’ dalam periode yang terlalu lama. Anak ini akan terikat dan berkewajiban menyenangkan orang tuanya dengan mencoba menuruti kehendak orang tuanya. Orang tua biasanya ingin agar anaknya ini mempunyai kontak yang lebih erat daripada dengan anak-anak yang lain. Orang tua minta kepada kakak-kakak dari anak terkecil ini, fasilitas-fasilitas serta perlakuan-perlakuan yang baik dalam arti ’’mengalahlah, demi adik yang lebih kecil.”
Hal ini pula yang sebenarnya banyak mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Terkadang anak bungsu ini menampilkan sikap-sikap yang kurang diharapkan kakak-kakaknya. Ia ingin menang sendiri terutama dalam perhatian. Ia berusaha untuk memperoleh dominasi dan bertindak menurut caranya sendiri. Dan kadang-kadang menyimpang dari kebiasaan-kebiasaan yang berlaku.
Pada dasarnya si bungsu lebih menyerupai anak tunggal, karena ia tidak mempunyai adik lagi dan kedudukannya istimewa. Akan tetapi, berapa pun umurnya dan betapapun kematangan intelektualnya, sering ia tetap dianggap sebagai ’’bayi”. Karena orang tua agak enggan untuk merelakan si bayi ini jadi besar dan dewasa.
Ia juga dimanja oleh seisi rumah, ibu dan ayah serta kakak-kakak. Dan karena *a mempunyai demikian banyak guru dirumah, biasanya ia lebih cepat belajar berjalan, bicara dan membaca dibandingkan kakak- kakaknya. Memperoleh cinta sedemikian banyak, ia cenderung bersikap menarik, suka bergurau dan merasa bahagia. Namun, si bungsu juga terdorong untuk dapat mencapai prestasi yang sama atau bahkan lebih dari saudara-saudaranya. Bahayanya, kalau tantangan terlalu besar untuk kekuatannya, mungkin saja si bungsu akan kehilangan rasa percaya pada diri sendiri. Ia akan menghindari tantangan dan lari dari berbagai situasi yang dianggapnya sulit.
Bagi seorang anak bungsu, jalan sudah terbuka dan pembimbing sudah jelas ada. Dengan demikian perjalanan tampaknya akan selalu lancar, tidak pernah merasa ’digulingkan’ dari kedudukannya. Di pihak lain, ia juga harus melalui perjalanan yang panjang untuk mengejar kakak- kakaknya.
Anak bungsu mempunyai kecenderungan untuk menjadi anak yang paling ambisius dalam keluarga, karena ia harus selalu mengejar kakak- kakaknya. Seandainya ia berpendapat, ”Ah, buat apa jadi seperti mereka (kakak-kakaknya)?”, maka tentu ia akan menampilkan peran yang justru berbeda dari kakak-kakaknya. Misalnya, kakak-kakaknya berhasil dalam bidang pendidikan, maka ia akan berkecimpung dalam bidang wiraswasta, namun tetap terlihat adanya ketergantungan pada yang lain.
Suatu persoalan yang kerap kali dihadapi anak bungsu adalah seringnya mereka menghadapi situasi yang saling berlawanan. Di satu pihak ia merupakan anak emas, sorotan dalam keluarga. Di pihak lain kakak- kakaknya selalu berusaha saling berebut pengaruh atas dirinya dan memperlakukannya sebagai anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Kakak-kakak si bungsu sering bersikap ingin mengajari segala sesuatu dan meremehkan kepercayaan dirinya.
Beberapa anak bungsu sering merasa takut untuk bertindak dan cenderung meninggalkan tanggung jawab kepemimpinan pada yang lain. Sedangkan anak bungsu dari banyak kakak biasanya harus bekerja keras agar diterima. Anak bungsu cenderung bersemi, idealistis, bersemangat dan menyukai pembaharuan dibandingkan kakak-kakaknya.
Si bungsu kerap kali nampak terdesak hanya pada lahirnya saja. Anak tersebut, walaupun berada di bawah tekanan kakaknya sesungguhnya tetap berkembang secara wajar. Hanya saja kemampuan-kemampuannya tidak selalu mendapat perhatian. Sebagian mungkin karena kedua orang tua harus membagi-bagi perhatian atas dua atau beberapa orang anak, namun bisa juga karena kekaguman mereka atas 'prestasi’ anak sudah mulai meluntur. Artinya, semua itu sudah menjadi hal yang biasa saja. Atau mungkin juga karena si sulung bersifat sangat dominan, sehingga si bungsu sedikit sekali mendapatkan kesempatan untuk berbuat sesuatu. Tokh kakaknya sudah menyelesaikannya dengan lebih baik dan lebih cepat. Tetapi dalam waktu ia menjadi ’anak tunggal’ dirumah, barulah ia berani menunjukkan apa saja yang sudah dapat dikuasainya. Jadi, bila dalam kesempatan ia berprestasi seperti ini ia mendapat pujian atau penghargaan seperlunya, maka hal ini akan merupakan perangsang yang baik sekali. Tidak mustahil dalam waktu yang relatif singkat ia akan tumbuh dan berkembang dengan pesat.
Status bungsu dari orang tua kepada seorang anak, sebenarnya sukar diramalkan, kecuali apabila kedua orang tua itu bersama-sama mengusahakan untuk tidak mempunyai anak lagi. Jika demikian yang terjadi, tentulah tidak perlu adanya pemberian hak yang istimewa kepada anak bungsu. Dari orang tua, kadang-kadang nampak seakan-akan ada hak istimewa kepada si anak bungsu, yaitu apabila orang tua itu mempunyai banyak anak, sehingga nampak status sosial ekonominya ini, si anak bungsu dirasakan sebagai anak yang hidup dalam keadaan yang tidak sama dengan waktu kakak-kakaknya masih kecil dahulu, dan orang tua menghayati hal semacam ini melalui curahan perasaan dengan perbuatan-perbuatan yang menampakkan lebih menyayangi anaknya.
Karena terlalu disayang oleh orang tua dan kakak-kakaknya, terlalu banyak mendapatkan perhatian, perawatan, pertolongan, hiburan, maka si anak bungsu seakan-akan berada di dalam kehidupan yang serba kecukupan, serba menyenangkan, serba tersedia, dan serba mengenakkan. Semua ini memberi kesempatan kepada anak untuk berlaku manja.
Seorang anak bungsu, yang kadang-kadang lahir tanpa diduga atau diharapkan sebelumnya, biasanya disambut dengan gembira. Ia merupakan "pembaharuan” dalam keluarga. Seluruh anggota keluarga menyambutnya dengan penuh antusias, terutama bila tak ada kecemburuan di antara kakak-kakaknya yang terdahulu. Anak bungsu ini mempunyai teman yang lebih banyak. Dalam hal ini yang perlu kita perhatikan adalah agar ia tidak terlalu mendapat perhatian yang berlebihan.
Masalah lainnya yang akan timbul sangat tergantung pada situasi keluarga. Berdasarkan kenyataan, banyak orang tua yang sangat menyayangi anak bungsunya. Mereka ingin agar anak ini tetap kecil selama-lamanya. Mereka cenderung untuk memperlakukannya sebagai anak kecil terus-menerus.
Namun, betapapun juga, ada keuntungan-keuntungan tertentu bagi anak bungsu. Pertama-tama tentu saja orang tuanya telah berpengalaman dalam menghadapi anak, yaitu dengan adanya anak-anak lain vang menjadi kakak-kakak dari anak bungsu tadi. Apalagi jika kehidupan orang tua lebih baik dari sebelumnya, maka bila anak bungsu itu datang, kesiapan orang tua tidak hanya pengalaman tersebut di atas, melainkan juga secara materiil orang tua telah mempunyai persiapan yang lebih baik.




0 komentar:

Posting Komentar

Next Posting Lama
Tips Jitu menghadapi dan Memahami 'Si Bungsu ' Buah Hati Anda