Mengapa Perempuan Harus Tahu Soal Merokok.

Mungkin diantara Anda yang bertanya tanya, perlukah tulisan tulisan tentang masalah merokok seperti ini dimuat pada sebuah majalah yang segemntasinya adalah wanita,
muslimah pula. Sebagai gambaran, ada sebuah kenyataan pahit yang harus diketehui oleh para wanita, yaitu bahwa prevelensi merokok pada kaum wanita di Indoneisa meningkat pesat dalam kurun waktu belakangan ini, sementara di negara negara maju cenderung menurun.

Banyak wanita yang cenderung belum tahu bahwa dampak buruk merokok, lebih banyak diderita para wanita dibanding pria, baik dari segi kesehatan maupun kerugian yang lain. Seorang wanita yang menginginkan penampilan yang baik dan kecantikannya bertahan lebih lama, seharusnya menghindari diri dari kebiasaan  merokok yang terbukti membuat gigi menjadi kusam dan kulit menjadi lebih cepat keriput.

Peragawati senior Enny Sukamto yang kini aktif mengkampanyekan dampak buruk meokok bersama rekan rekannya yang tegabung dalam Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) adalah saksi hidup tentang hal itu. Begitu banyak dana yang dikeluarkannya untuyk mengembalikan kecantikan kulitnya, termasuk perawatan ke Singapura.

Kemudian, coba perhitungkan, berapa banyak wanita yang menjadi peroko pasif bila dilihat dari jumlah perokok pria dinegeri kita saja mencapai lebih dari 50 juta orang!

Minimal tiga kerugian yang dialami seorang wanita yang suaminya atau orang orang terdekatnya merokok.

Pertama, mereka - juga janin yang dikandungnya - menjadi perokok pasif dengfan resiko kesehatan yang minimal sama dengan perokok aktif lainnya.

Kedua, uang belanja yang pasti berkurang akibat biaya beli rokok suaminya yang juga akan mempengaruhi kemampuan menyediakan gizi yang baik bagi anak anak mereka. Pernahkah Anda membayangkan, ada seorang pegawai rendah yang merasa tidak mampu membeli susu untuk anak anak balitanya, namun ternyata mampu membeli rokok dengan harga yang setara 200 gram susu merek terbaik untuk dirinya setiap hari.

Ketiga, suami atau orang oarng terdekat yang peroko itu akan menjadi contoh buruk bagi anak anak saat mecapai usia remajanya kelak. Penulis pernah melihat 7 dari 8 siswi yang masih berseragam SMU  sedang merokok disebuah restoran waralaba! Mungkinkah ayah mereka yang perokok mencegah mereka?

Dalam sebuah survey tang dilakukan pada sekitar 2000 siswa siswi kelas 6 SD di Jakarta Timur dan sekitarnya, didapati 80,5% orang tua mereka adalah perokok. Yang lebih mengejutkan ternyata 8% siswa yang orang tuanya perokok mengatakan bahwa kedua orangtua mereka merokok. Hal ini berarti sang ibupun secara tidak langsung mengajarkan kebiasaan buruk tersebut kepada anak anaknya.

Karenanya berdakwah tentang bahaya merokok akan lebihefektif bila dilakukan kepada kaum wanita dari pada kaum pria, bagaimanapun kaum ibu ini akan berusaha menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anaknya.

Ditulis oleh: Fuad Baradja, dimuat dimajalah Ummi edisi 1/VII

Baca juga artikel: Allah Menjawan Kerisauan Hatinya