Seorang teman
yang pernah bersekolah di Australia bercerita pada saya. Ketika tinggal di Australia
ada seorang ibu rumah tangga yang melamar pekerjaan sebagai seorang office
manager, dia benar benar ibu rumah tangga yang mengurus keluarganya tanpa
bantuan seorang pembantu rumah tangga. Dia pun tak punya pengalaman kerja
sebelumnya, apalagi pengalaman sebagai seorang office manager. Dalam surat
lamarannya pun dengan penuh percaya diri ia cantumkan pengalaman kerja sebagai
ibu rumah tangga. Di lamaran itu pula ia tuliskan sejumlah kompetensi yang
telah ia miliki, dengan mengurus keluarga tanpa pembantu. Menurut teman saya,
kompetensi yang ia masukkan antara lain, manajemen waktu, manajemen orang dan
pekerjaan, manajemen logistik dan persediaan, pembelian dan sejumlah kompetensi
lainnya.
Saya jadi
tersadarkan mendengar cerita ini. Menjadi ibu rumah tangga memang bukan
pekerjaan sederhana, pekerjaan ini sama rumitnya dengan pekerjaan seorang
office manager yang mendapat tanggung jawab membuat semua orang yang bekerja di
kantor tersebut mendapat rasa nyaman, produktif dan tak mengalami hambatan
teknis atau non teknis apapun. Belum lagi kalau ditambah pekerjaan sebagai ibunya
anak anak. Pasti bertambah.
Untuk
menggambarkan betapa rumitnya menjadi orang tua, saya sampaikan kilasan cerita
berikut. Dalam tayangan televisi Oprah Winfrey pernah diceritakan tentang
sebuah lembaga yang menyelenggarakan kursus bagi orang tua. Sebagai promosinya
lembaga ini mengundang dan memilih tiga pasang orang tua dari anak bermasalah. Yang
terpilih benar benar benar orang tua dari anak sangat bermasalah. Diantara mereka
memang ada anak yang pernah membuang adiknya ke tempat sampah. Bukan main! Menurut
konsultan di lembaga tersebut masalah terbesar bukan terletak pada anak anak
mereka tapi terletak pada para orang tua tersebut, pasti ada pola asuh yang
salah.
Para orang
tua tersebut kemudian mengikuti kursus yang berlangsung cukup lama, memakan
waktu kurang lebih setahun. Dalam masa itu mereka diajarkan berbagai hal
tentang pendidikan anak, termasuk bagaimana harus berinteraksi dengan anak,
menyikapi perilaku yang diterima dan tidak diterima, mengembangkan disiplin dan
lain lain. Hasilnya cukup menggembirakan, seiring bertambahnya pengetahuan dan
keterampilan para orang tua dalam mendidik anak, sikap anak pun menunjukkan
perubahan positif.
Sekali
lagi, memang menjadi ibu rumah tangga dan menjadi orang tua adalah profesi yang
cukup rumit. Orang tua harus memiliki kompetensi yang kira kira sama dengan
seorang pendidik profesional. Bukan pendidik pemula. Atau bahkan seperti
kompetensi seorang kepala sekolah yang handal.
Ini tentu
bukan untuk menakut nakuti anda yang ingin menikah atau sudah menikah. Kisah kisah
itu saya sampaikan untuk menggambarkan betapa bergengsi nya pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga dan orang tua. Dan kedua pekerjaan itu juga menuntut
kompetensi pemegang profesi tersebut.
Memang,
kompetensi tidak hanya dibutuhkan dalam dunia komersial saja. Kompetensi juga
dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari, baik dalam rumah tangga maupun
interaksi sosial. Kompetensi adalah satu dari tiga kunci sukses untuk profesi
apapun, dua yang lain adalah usaha dan pertolongan Allah.
Sumber: ummi edisi Agustus 2005
0 komentar:
Posting Komentar