Saya tidak sedang
membicarakan menu masakan yang istri saya sering disajikan bersama sayur asem,
sambal terasi, dan nasi hangat. Saya juga tidak sedang bercerita tentang
manfaat ikan teri bagi anak anak dan istri saya. Saya tidak sedang mengarang
fabel buat pengantar tidur anak anak. Saya hanya ingin berbagi cerita tentang
aktivitas baru istri saya sebagai pendongeng dadakan.
Domainnya itu
mengambil ikan teri sebagai tokoh sentral. Saya tidak tahu mengapa selalu ikan
teri yang menjadi pemeran utama dalam fabel fabel istri saya untuk putri sulung
kami. Yang pasti putri kami begitu menyukainya. dia selalu meminta ibunya
mengisahkan petualangan ikan teri.
Semua kisah
petualangan ikan terinya dibuat tanpa skenario. Ia mengalir begitu saja sesuai
dengan ide dan kreatifitas istri saya pada saat itu. Dengan begitu, mengalirlah
kisah ikan teri dengan sahabatnya paus gonggong, ikan teri dengan musuhnya penyu
putih, dan ikan teri dengan gurunya si kancil jenaka, dan sebagainya.
Belakangan baru saya
sadar bahwa istri saya memanfaatkan kisah itu untuk penanaman aqidah, ahlak dan
pertumbuhan karakter anak kami. Ia juga memanfaatkan kisah itu untuk
merefleksikan perbuatan kurang baik yang telah dilakukan anak kami pada hari
itu, atau memberikan penguatan atas perbuatan baik yang telah anak kami lakukan.
Sebagaimana layaknya
pendongeng sejati, istri saya berusaha menunjukkan karakter para pemainnya
dengan menggunakan suara dan intonasi yang berbeda beda tapi kadang kisahnya
tak masuk akal. Namun setelah saya tahu arah dan tujuannya, saya jadi paham dan
mengagumi kreativitas istri saya.
Kisah petualangan ikan
teri yang dibuat secara dadakan oleh istri saya itu sudah tak terhitung
jumlahnya, sayangnya istri saya belum berminat menuliskannya. Alasannya menulis
akan membuat kisahnya tidak menarik dan tidak spontan. Menurutnya, yang membuat
dongeng menarik justru sisi kreativitas dan spontanitasnya. Dia khawatir,
menulis justru akan menghambat kreativitasnya. Karena itu, saya pun tak mau dan
tak perlu memaksanya menuliskannya.
Jika anda ingin
menanamkan nilai akidah, ahlak, pembangunan karakter, memberi nasehat, mulailah
dengan mendongeng melalui kisah dan tokoh yang anda buat sendiri, seperti kisah
ikan teri istri saya itu. Itu akan asyik dan perlu. Ayo, come on, mulailah
Sumber majalah ummi edisi maret 2008
0 komentar:
Posting Komentar